Jalan Menuju Kebahagian
Oleh : Siti Asiah
IDENTITAS
BUKU
Judul
Buku : Tasawuf Moderen
Penulis
: Buya Hamka
Editor
: Muh. Iqbal Santosa
Cetakan
: Jakarta Cetakan I, Maret 215
Cetakan II, Mei 2015
Cetakan II, Mei 2015
Cetakan III, Agustus 2015
Cetakan IV, Januari 2016
Cetakan V, Juni 2016
Penerbit : Republika Penerbit
Penerbit : Republika Penerbit
Tebal Buku : xx + 377 hal. ; 13.5x20.5 cm.
ISBN
: 978-602-8997-98-0
ULASAN BUKU
Kios Islami |
Seorang hamba rakyat
akan sangat gembira kalau dia dapat berkenalan dengan wazir; kegembiraan itu
naik berlipat ganda kalau dia dapat berkenalan pula dengan Raja. Tentu saja berkenalan dengan Allah,
adalah puncak dari segala macam kebahagiaan, lebih dari yang dapat dikirakan
oleh manusia. Oleh sebab itu tidaklah ada satu ma’rifat yang lebih lezat daripada ma’rifatullah.
Tidak ada pula suatu pandangan yang lebih indah dari pandangan Allah. Sebab
segala kelezatan dan kegembiraan, kesenangan dan suka cita yang ada di atas
dunia ini, semuanya hanya bertakluk kepada pertimbangan nafsu timbul sebab
pertimbangan nafsu, dan semuanya akan berhenti perjalanan nya apabila telah sampai ke batas, yaitu kematian.
Sekarang
marilah kita selidiki bagaimana pendapat Nabi Muhammad SAW, tentang bahagia.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, bahwa pada suatu hari dia bertanya kepada
Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, dengan apakah berkelebihan setengah manusia
dari yang setengahnya?”
Rasulullah SAW menjawab, “Dengan
Akal!”
“Tiap-tiap sesuatu di dalam alam
ini ada batas perjalanannya. Tetapi akal tidak terbatas: adapun manusia
bertingkat-tingkat di dalam derajat akalnya, laksana derajat wangi dari
tiap-tiap bunga”. Dari sabda nabi itu, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
derajat bahagia manusia itu menurut derajat akalnya, karena akallah yang dapat
membedakan antara baik dan buruk, akal yang menyelidiki hakikat dan kejadian
segala sesuatu yang di tuju dalam perjalanan hidup di dunia ini.
Bertambah luas akal, bertambah luaslah hidup, bertambah datanglah bahagia.
Bertambah sempit akal, bertambah sempit pula hidup, bertambah datanglah celaka.
Jalan
menuju bahagia bisa sukar, tetapi bisa pula mudah. Mari kita pilih jalan yang paling pendek serta mudah, mana
jalan yang pendek dan mudah itu? Jalan itu adalah Agama! Bukan lantaran agama
melarang orang berfikir bahkan agamalah yang membukakan pintu pikiran, menyuruh
menjalankan akal dan pendapat di segala perkara, sedangkan pikiran ialah untuk
membandingkan dan menimbang. Maka tidaklah susah mencapai bahagia, menurut
agama, kalau telah tercapai 4 (empat) perkara: 1. I’tikad yang bersih 2. Yakin
3. Iman 4. Agama.
Buku ini berupa hasil
ulasan seorang Sastrawan Melayu Klasik dari Sungai Batang Maninjau (Sumatra
Barat), selain kesukaannya terhadap Melayu Klasik, Hamka begitu biasa di panggil, pun mempelajari
Kesusasteraan Arab, sebab bahasa asing yang dia kuasai hanyalah semata-mata
bahasa Arab. Tasawuf Moderen mulai
disusun pada pertengahan 1937 di majalah Pedoman Masyarakat, karena mengabulkan
permintaan sahabat Tuan Oei Ceng Hien Mubaligh yang terkenal di Bintuhan. Dan
setelah karangan di muat banyak permintaan serta surat yang datang kepada
beliau dan kepada as-Syura (Penerbit Pedoman
Masyarakat), supaya Tasawuf Moderen
dibukukan.
Sebetulnya
buku ini menerangkan tentang “Bahagia”,
tetapi rubik majalah Pedoman Masyarakat, yaitu “Tasawuf Moderen” telah lebih
mahsyur, sehingga nama yang asli telah hilang. Dengan menggati nama menjadi
Tasawuf Moderen pun telah menjadi bukti bhwasanya kita juga mencintai hidup
didalam Tasawuf. Buku ini sangat cocok di baca oleh semua kalangan, karena
kalimat-kalimatnnya sangat sugestif untuk para pembaca agar mempunyai hidup
yang bahagia penuh makna dan tidak berbuat sia-sia. Buku ini juga bisa menjadi
refleksi bagi para pembacanya, karena berisi kalimat yang bisa menentramkan
jiwa dan menambah semangat dalam hidup.
Kekurangan
dalm buku ini ialah penulisan dalam Hadist-hadist Nabi yang tidak diberi Sanad
dan yang meriwayatkannya, penggunaan bahasnya juga tidak menikuti kaidah
penulisan EYD ada beberapa kata yang menggunakan bahasa Melayu serta banyak
istilah-istilah yang sukar di pahami. Namun terlepas dari kekurangan yang ada,
buku ini sangat layak dimiliki oleh semua kalangan khususnya Mahasiswa yang
ingin lebih memahami tentang Tasawuf secara moderen. Jika kita memahami isi nya
dan mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari maka kita akan mengerti
bawha, apa yang kita cari sebenarnya
dekat dengan kita, ada di dalam diri kita.
Post a Comment