Kisah Wanita Penghuni Surga dari Makassar
Oleh : Hamdan NS
“Engkaulah....Bidadari Surgaku”
Serambi rumah Ustad Maulana (bukan yang di tepe ya) terdengar ramai seperti biasanya karena memang
sore itu kegiatan belajar mengaji beberapa anak yang menimba ilmu moco Al-Qur’an kepada beliau. Dengan sistem
halaqah satu dan yang lainnya menekuni bacaannya masing-masing, walaupun ada
satu dua yang ditegur oleh ustad Maulana karena ribut sendiri.
![]() |
Almh. Aisyah Bahar dan keluarga |
Setelah 50 Menit berlalu selalu ada kisah-kisah menarik yang
menjadi kesenangan para santri. “anak-anakku yang ustad sayang, kali kesempatan
ini ustad akan bawakan kisah nyata para bidadari surga, siapa yang mau dengar”
tanya ustad Maulana
“mau, mau dengar ustad” jawab mereka serempak keras
“Fatimah mau dengar tidak”
“jelas mau dong ustad” sahut Fatimah dengan malu-malu santri
paling kecil diantara yang lainnya
“Kisah
ini berasal dari Makasar sebuah keluarga Bapak Andi Bahar Jufri, yang mempunyai
anak yang dipanggil oleh Allah SWT Kamis
(4/1/2018) pagi. dalam keadaan berpuasa dan sedang
mengaji Al-Qur’an saat subuh, nama kakak itu adalah Aisyah Bahar. Kakak Aisyah baik
dan suka menolong, dan pasrah kepada keputusan Allah SWT, beliau adalah alumnus
cumlaude (lulusan terbaik) dari
Fakultas peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Banyak teman-temannya merasa
kehilangan beliau.
‘Meninggal setelah sholat
subuh,sedang murojaah hafalan dan kondisinya sedang puasa sunnah. Akhir
hayatnya mengucap Laa ilaaha illallah. Innalillah..Padahal beliau sebentar lagi
akan menikah turut berduka cita. Selamat jalan kakak
sepupu tercinta,’ tulis Andi Wahyuni Tenri Ajeng .
Rizda Novendry
Danial menulis dengan penuh sedih, ‘Wajahmu teduh, cantik dan
menawan. Tutur katamu lembut bagaikan bisikan yg menyejukkan hati.
Innalilahi wa inna ilayhi rojiun...
Innalilahi wa inna ilayhi rojiun...
Insha Allah khusnul khotimah...
![]() |
http://makassar.tribunnews.com |
Allah sangat mencintaimu bahkan
kepergianmu pun dengan cara yg sangat di impikan oleh semua org. Selamat
jalan adekku Andi ST. Aisyah Bahar, surga firdaus menantimu sayang’.
“Itu beberapa pesan singkat
teman-temannya yang merasa kehilangan kakak Aisyah, dan kakak Aisyah Bahar
bukan satu-satunya anak dari Bapak Andi Bahar Jufri yang dipanggil tapi dua
kakaknya juga telah meninggal. Kakaknya Andi Ibrahim meninggal dunia saat
sedang sujud menunaikan salat sunnah tasbih saat Ramadan. Andi Ibrahim
meninggal di usia 21 tahun. Kakak Aisyah yang lain yang bernama Andi Asri
juga berpulang dengan cara yang takjub. Menghembuskan nafas terakhir saat
tahiyat akhir salatnya. Adapun Aisyah berpulang menemui Allah usai
mendaras sejumlah surah Al Quran di antaranya Surah Al Kahfi
dan Surah Ar Rahman. Lulusan Terbaik (Cumlaude) Fakultas Peternakan Unhas
ini menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan ayahnya”.[1] Ustad Maulana berhenti
sejenak sebelum melanjutkan ceritanya sambil memperhatikan santrinya yang mash
terlihat antusias mendengarkan.
Ditengah-tengah pemberhentan sejenak
cerita tersebut salah satu santri mengangkat tangannya.
“iya Hasan ada apa” tanya ustad Maulana
“Ustad kakak Aisyah sudah menikah belum?”
tanya hasan tersipu
“huuuuu...huuuu” balas teman-temannya
kompak
“eh tenang-tenang, gak baik orang tanya
diteriakin ya, belum Hasan, belum sempat sudah dipanggil duluan jadi bidadari
di surga memimpin para bidadari, emang kenapa Hasan kok tanya begitu” tanya
kembali ustad Maulana
“kan ustad belum nikah, mana tau cocok,
heheehehe” jawab Hasan polos
“Cieeeee...”kembali suara ramai para
santri
“ahaha kamu bisa saja Hasan (Duh kena
deh getahnya)” Ucap Ustad membalas
“ustad....ustad....ustad saya juga mau
tanya, kapan saya bisa nikah ustad” tanya Alim sambil rebutan pensil dengan Sukron.
“kamu kan masih kecil, Alim’’
“kata siapa ustad nih buktinya saya
sudah besar” sambil mengangkat bajunya
“itu mah perutnya saja alim yang gede,
sudah tutupin lagi malu sama yang akhwatnya”
“hahahaaha” sambut tawa riang para
santri
“Nah karna waktu sudah mau maghrib kita
sudahi pengajian kita sore hari ini, kita berdo’a kepada Allah SWT agar kita
hidup sesuai jalan dan perintah-Nya, semoga kita menjadi anak-anak yang sholeh
dan sholehah dan mendapatkan kematian yang husnul khotimah. Al-Fatihah.” Tutup
pengajian oleh ustad Maulana sore hari itu
“Nanti pada datang ke masjid ya jamaah
jangan lupa”
“siap ustad ku” jawab mereka serentak.
[1] http://makassar.tribunnews.com/2018/01/05/3-anaknya-meninggal-muda-dan-sementara-beribadah-begini-perasaan-ayah-aisyah-bahar
Post a Comment