Mendidik Anak Bangsa

Oleh : Wildan Ms


“Education is the most powerfull weapon which you can use to change the world”
(Nelson Mandela)
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, karena tanpa pendidikan manusia sulit untuk berkembang. Pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan negara. Semakin bagus sistem pendidikan sebuah negara maka semakin baik juga sumber daya manusia yang dibentuk. Sehingga nantinya dapat berkarya dan mengharumkan nama bangsa. Sebenarnya sumber daya manusia di setiap negara sama saja, hanya sistem atau cara mendidiknya saja yang berbeda. Sistem yang baik akan menghasilkan manusia yang berkualitas begitu pula sebaliknya.
Tujuan pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan dan membentuk manusia agar disiplin, baik akan akhlak, aktif, kreatif, inovatif, dan produktif. Menurut UNESCO, tujuan pendidikan adalah dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: 1). Learning to know, 2). Learning to do, 3). Learning to be, 4). Learning to live together.
Adib Susila Siraj Dua - blogger
Pendidikan di Indonesia identik dengan sekolah. Siswa wajib menunjang pendidikan selama 12 tahun, yakni SD, SLTP dan SLTA. Sekolah adalah wadah atau tempat dimana sistem pendidikan itu dilaksanakan dan diterapkan. Jika dibandingkan dengan sistem pendidikan negara lain seperti Finlandia yang menurut survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Coorporation and Development (OECD) adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik, Indonesia masih tertinggal jauh. Sistem pendidikan di Finlandia dikatakan baik karena hasil dari sistem tersebut sangat berkualitas. Terbukti, dalam tes internasional Programme for International Student Assessment (PISA) pelajar dari Finlandia berhasil mengungguli pelajar lain dari seluruh dunia.
Di Finlandia siswa hanya mempelajari pelajaran yang hanya diminati oleh siswa. Sedangkan di Indonesia, pelajaran ditentukan oleh sekolah lalu dijejali kepada siswa. Baik yang minat maupun tidak harus tetap dipelajari. Sehingga siswa tertekan dan pelajaran itu hanya menjadi beban baginya. Dalam UU No. 20 tahun 2003 BAB V pasal 12 ayat 1 tentang peserta didik berbunyi “mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya” tapi itu semua tidak diterapkan. Di sekolah, kita di standarisasi, semuanya harus rata. Padahal kemampuan setiap siswa berbeda dan tidak memiliki skill di bidang yang sama. Einstein pernah berkata “Everyone is a genius, but if you judge a fish on it’s ability to climb a tree, it will live it’s whole life believing that it is stupid”. Maka dari itu, belajar sesuai bakat dan minat sangatlah penting. Siswa akan sangat antusias jika ia mempelajari apa yang ia minati. Contoh, seorang anak yang menyukai club Chelsea. Jika anak itu disuruh menyebutkan satu persatu pemain Chelsea dia pasti hafal. Kenapa? Karena dia minat.
Jadi, jika memang pelajaran yang ditentukan oleh sekolah penting untuk dipelajari, buatlah para siswa minat pada pelajaran tersebut. Jangan terus memaksa otak mereka dijejali oleh materi yang tidak mereka minati, karena itu semua akan menjadi beban bagi mereka. Tekanan akan menghambat mereka dalam mencerna pelajaran.
Semoga pihak yang terkait dapat meningkatkan kualitas sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Lebih memperhatikan kualitas pengajaran, bukan panjangnya jam belajar.
Sekian. Terimakasih.

Big thanks to Bang Pandji. Saya setuju sama pendapatnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.